Takjil dan Ifthar, Mana yang Lebih Tepat Digunakan untuk Makanan Buka Puasa?
Sobat Signal, pasti sudah familiar dengan istilah di bulan Ramadhan seperti takjil, tadarus, imsak, dan lain sebagainya. Tahukan sobat kalau kata-kata tersebut diambil dari bahasa Arab. Seperti apa penjelasannya, dan apakah kata tersebut sudah tepat digunakan? Yuk cari tahu di bawah ini:
Takjil
Diambil dari kata
عجّل - يعجل - تعجيلا
Yang artinya mempercepat/menyegerakan
Nah kata ini sering sekali dipakai untuk mengartikan "makan sebelum berbuka", hal itu karena menyegerakan berbuka adalah Sunnah nabi, yang mana bergegas untuk berbuka tidak mungkin menggunakan makanan berat, so, arti dari takjil itu tidak keluar dari arti bahasa Arab aslinya.
Lebih tepatnya takjil itu adalah kata kerja yang dijadikan kata benda. Dan itu harusnya bukan definisi dari makanan itu, tapi pekerjaan menyegerakan berbuka itu adalah takjil.
Takjil sendiri merupakan salah satu kelompok kata serapan yg berbeda makna dan pemakaian dengan bahasa Indonesia,,
Dalam bahasa Arab, ada juga beberapa kata yg berbeda pemakaian dan maknanya di dalam Bahasa Indonesia. Contoh: kulliyyah dalam bahasa arab berarti fakultas, tetapi pemakaian kata kuliah dalam Bahasa Indonesia berbeda, yaitu belajar di Perguruan Tinggi.
Imsak
Diambil dari kata
أمسك - يمسك - إمساكا عن
Yang artinya menahan diri dari
Kata ini sebenernya adalah definisi dari الصوم yaitu puasa. Nah sedangkan kalau waktu imsak itu dimaksudkan untuk menandakan waktu kita untuk mulai menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa.
Ifthar
Diambil dari kata
أفطر - يفطر -إفطارا
Artinya sarapan/makan buka puasa
Tadarus
Diambil dari kata
*تدرس - يتدرس - تدرسا
Yang artinya belajar
Kalau arti sebenarnya tidak jauh berbeda dengan تعلم , tapi kalau di Indonesia sering dikaitkan dengan belajar Al Qur'an.
Nah kalau pertanyaan apakah di negara lain populer dengan kata-kata tersebut?
Kalau untuk kata ifthar sering terdengar di negara2 barat, karena memang artinya adalah berbuka dan tidak mengalami pergeseran
Sedangkan untuk imsak dan tadarus, kalau menurut subjektif, dengan arti yang sudah dijelaskan di atas, sepertinya bisa jadi dipakai di tempat lain, bisa jadi juga tidak. Karena ada sedikit pergeseran makna dari bahasa aslinya.
Sumber: Talim Lughoh